Kata interface kadangkala (biasanya dalam bidang teknik) disingkat menjadi "i/f". Bentuk kerja dari interface berarti menghubungkan dua atau lebih benda pada suatu titik atau batasan yang terbagi, atau untuk menyiapkan kedua benda untuk tujuan tersebut. Kata interface juga memiliki arti khusus:
antarmuka pengguna adalah fungsi dan atribut sensor dari suatu sistem (aplikasi, perangkat lunak, kendaraan, dll) yang berhubungan dengan pengoperasiannya oleh pengguna.
Dalam elektronik dan teknik komputer, sebuah antarmuka dapat berarti:
Batasan fisik dari dua subsistem atau alat. Sebuah bagian atau sirkuit di beberapa subsistemyang mengirim atau menerima sinyal ke atau dari subsistem lainnya: antarmuka jaringan, antarmuka video, kartu network.
Sebuah standar yang menjelaskan sebuah himpunan karakteristik yang berfungsi, karakteristik interkoneksi fisik umum, dan karakteristik signal untuk pertukaran data atau signal; antarmuka USB, antarmuka SCSI. Dalam telekomunikasi, sebuah titik interkoneksi antara pengguna peralatan terminal dan fasilitas komunikasi komersial. Dalam teknik perangkat lunak, ia adalah sebuah spesifikasi dari properti sebuah komponen software yang komponen lainnya dapat bergantung kepadanya: lihat antarmuka (ilmu komputer). Dalam kimia, ia adalah permukaan antara dua fase yang berbeda dalah campuran "heterogeneous". Dalam geologi, ia mungkin juga sebuah permukaan atau lapisan "anomalous" antara dua "epoch" geologikal yang berbeda atau jenis batuan.
Prinsip-prinsip Perancangan Antarmuka
Perancang Interface User harus memperhitungkan kemampuan fisik dan mental bagi orang-orang yang memakai perangkat lunak. mereka memiliki kemampuan fisik yang beragam. Ini merupakan prinsip-prinsip umum yang dapat diterapkan ke semua jenis interface user dan seharusnya diinstansiasi sebagai panduan rancangan yang lebih rinci untuk organisasi atau tipe sistem tertentu. Daftar yang lebih panjang dari panduan perancangan interface diberikan oleh Schneider.
Interface harus menggunakan istilah-istilah yang dikenal user dan objek yang dimanipulasi oleh sistem harus langsung berhubungan dengan lingkungan user. Menurut Sommerville (2003), kemampuan manusia yang merupakan dasar prinsip-prinsip perancangan, antara lain :
1. Kebiasaan user
Interface harus menggunakan istilah dan konsep yang diambil dari pengalaman orang-orang yang akan paling sering menggunakan sistem tersebut.
2. Konsistensi
Interface harus konsisten dalam hal, jika dimungkinkan, operasi-operasi yang hampir sama harus diaktifkan dengan cara yang sama.
3. Kejutan minimal
User harus tidak dikejutkan oleh perilaku sistem.
4. Kemampuan pemulihan
Interface harus mencakup mekanisme untuk memungkinkan user pulih dari error.
5. Panduan user
Interface harus menyediakan umpan balik yang berarti ketika terjadi kesalahan dan menyediakan fasilitas bantuan yang context.
6. Keragaman user
Interface harus menyediakan fasilitas interaksi yang sesuai untuk berbagai tipe user sistem.
Tujuan Interface
Tujuan dari interaksi antara manusia dan mesin pada antarmuka pengguna adalah pengoperasian dan kontrol mesin yang efektif, dan umpan balik dari mesin yang membantu operator dalam membuat keputusan operasional. Contoh-contoh dari konsep luas antarmuka pengguna ini termasuk aspek-aspek interaktif dari sistem operasi komputer, alat-alat, kontrol operator mesin berat, dan kontrol proses. Pertimbangan desain berlaku ketika membuat antarmuka pengguna yang berkaitan atau melibatkan disiplin-disiplin ilmu seperti ergonomi dan psikologi.
Secara umum, tujuan dari teknik interaksi manusia-mesin adalah untuk menghasilkan sebuah antarmuka pengguna yang membuatnya mudah, efisien, dan menyenangkan untuk mengoperasikan sebuah mesin dengan cara yang menghasilkan hasil yang diinginkan. Ini biasanya berarti bahwa operator harus menyediakan input minimal untuk mencapai output yang diharapkan, dan juga bahwa mesin harus meminimalkan output yang tidak diinginkan.
Pengertian Flowchart

Flowchart (Diagram alir) Merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah tersebut menggunakan tanda panah. Diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi selangkah untuk penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau algoritma tersebut. Flowchart juga diartikan sebagai sebuah bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart disebut juga sebagai cara penyajian dari suatu algoritma.
Jenis-jenis Flowchart
Flowchart mempunyai beberapa jenis, Diantaranya adalah sebagai berikut :
- Diagram Alir Dokumen
Yaitu Jenis Flowchart yang menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran dokumen.
- Diagram Alir Data
Yaitu Jenis Flowchart yang menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran data.
- Diagram Alir Sistem
Yaitu Jenis Flowchart yang menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran secara fisik.
- Diagram Alir Program
Yaitu Jenis Flowchart yang menunjukkan kontrol dari sebuah program dalam sebuah sistem.
Simbol-simbol Flowchart

Aplikasi Online Bernuansa Psikologi
Tes IQ Online
Test IQ Online adalah test IQ gratis menggunakan koneksi internet, soal tes IQ online sama seperti test IQ secara umumnya yang dilakukan oleh psikolog. Tes ini bisa digunakan untuk tes kepribadian online gratis. Metode tes IQ adalah menggunakan soal-soal cerita, hitungan maupun tes IQ gambar.
Tes IQ Indonesia yang kita bahas berikut ini digunakan untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang yang hasilnya dilihat berdasarkan skor, skor tersebut sering digunakan sebagai acuan kecerdasan seseorang. Intelegensi adalah kemampuan anda bertindak secara terarah, berpikir secara rasional dan memahami lingkungan secara efektif.
Intelegensi tidak dapat diamati secara langsung tetapi harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan wujud dari proses berpikir rasional. Kecerdasan seseorang mencakup daya nalar, perencanaan, kemampuan memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami ide, menggunakan bahasa dan belajar. Alat ukur kecerdasan menggunakan alat Psikometri atau sering disebut Tes IQ.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan seseorang, sehingga anda jangan ragu dan bingung dalam mengasah kemampuan. Belum tentu anda dan teman anda memiliki kemampuan yang sama, so janganlah minder jika IQ anda lebih rendah dari yang lainnya.
Conseling Online
Sejak lahirnya istilah Pelayanan e-konseling dan sebelumnya telah banyak dikembangkan berbagai aplikasi penunjang penyelenggaraan BK di Indonesia seperti Program Aplikasi untuk pengolahan Alat Ungkap Masalah (AUM), Program Analisis Tugas Perkembangan (ATP), Program Daftar Cek Masalah (DCM), Program Aplikasi IKMS , Database Siswa, Program sosiometri dan sebagainya termasuk lahirnya situs-situs penyedia layanan konseling online.
Situs-situs ini secara khusus memanfaatkan berbagai media online yang bisa digunakan untuk penyelenggaraan konseling online seperti situs jejaring sosial misalnya facebook, twitter, myspace, email pribadi dan beberapa program aplikasi untuk chatting (instant messaging) seperti skype, messenger, google talk, window live messenger bahkan penggunaan telepon dan handphone serta media khusus teleconference lainnya.
Pelayanan ini dilakukan konselor dalam upaya membantu mengentaskan dan menangani permasalahan klien. Gibson (2008) menyebutkan pelayanan ini dilakukan oleh konselor untuk memberikan kenyamanan bantuan yang dibutuhkan konseli ketika menghadapi suatu masalah dan tidak mungkin dilakukan secara face to face (Gibson: 2008).
Beberapa tahun kedepan kebutuhan akan pelayanan secara online akan meningkat (Mallen: 2005). Konseling online akan menjadi alternatif dalam penyelenggaraan konseling, sebagaimana yang dikemukan oleh Norcross, Hedges, & Prochaska, Stamm (dalam Mallen. 2005).
Tes MMPI
MMPI merupakan perkembangan dari tes MMPI yang dilakukan sejak tahun 1980-an. Soal tes MMPI terdiri atas 567 soal dan sampel diperluas untuk menyesuaikan proporsional sampel dengan presentasi penduduk.MMPI mempunyai cara untuk mendeteksi kebohongan yaitu dengan berfokus pada cara responden merespon soal yang diberikan, dan biasanya menggunakan salah satu dari dua bentuk yaitu: memeriksa waktu yang dibutuhkan responden dalam merespon item kemudian hasilnya dibandingkan apakah ada pola yang konsisten dengan karakteristik dari dalam respon tersebut. Waktu respon latensi, pada responden yang tidak jujur menunjukkan waktu yang lebih lama dari pada waktu respon yang dibutuhkan oleh responden yang jujur (Holden, 1995).
MMPI adalah sebuah kuesioner terstandar untuk mendapatkan deskripsi diri yang kemudian di skor untuk memberikan pengukuran kuantitatif dari tingkat penyesuaian emosional seseorang dan test taking attitude (sikap terhadap pengerjaan tes). Oleh karena perkembangan awalnya oleh Hathway dan McKinley pada 1940, MMPI telah menjadi inventory kepribadian klinis yang paling banyak digunakan, dengan lebih dari 10.000 referensi penelitian (Archer et al., 2006; Boccaccini & Brodsky, 1999; Camara et al., 2000; C. Piotrowski, 1999). Jadi, selain kegunaan klinisnya, MMPI telah menstimulasi begitu banyak literatur. Format tes MMPI tahun 1943 terdiri atas pernyataan afirmatif yang dapat di jawab dengan “Benar” atau “Salah”. Jumlah item-nya kemudian di tambah menjadi 566 dengan dimasukannya beberapa item ulangan dan skala 5 (masculinity-femininity) dan 0 (social inventory).
MMPI adalah salah satu tes pertama yang mengembangkan skala-skala untuk mendeteksi apakah responden menjawab dengan cara yang akan membuat hasil-hasilnya secara keseluruhan tidak valid.
1. Skala “?” atau Cannot Say (SC)
Skala ? (disingkat ? atau CS) bukan benar-benar sebuah skala formal tetapi sekedar merepresentasikan jumlah item yang dibiarkan tidak terjawab pada lembar profil. Kegunaan mencatat jumlah pertanyaan yang tidak terjawab adalah memberikan salah satu dari beberapa indeks validitas sebuah protocol. Jika 30 item atau lebih dibiarkan tidak terjawab, protocol itu kemungkinan besar tidak valid dan tidak ada interpretasi lebih jauh yang perlu diupayakan. Hal ini semata-mata karena jumlah item yang telah direspon tidak cukup, yang berarti informasi yang tersedia untuk menskor skala kurang. Jadi, hasil-hasilnya kurang dapat dipercaya. Untuk meminimalkan jumlah respon cannot say, klient seharusnya di dorong untuk menjawab seluruh pertanyaan.
2. Skala L
Skala L atau lie (kebohongan) terdiri atas 15 item yang mengindikasikan sejauh mana seorang klien berusaha mendeskripsikan dirinya dengan cara positif yang tidak realistis. Jadi, mereka yang mendapat skor tinggi mendeskripsikan dirinya secara terlalu perfeksionis dan idealis.
3. Skala F
Skala ini mengukur sejauh mana seseorang menjawab dengan cara yang atipikal dan menyimpang. Item-item dengan skala F MMPI dan MMPI-2 diseleksi berdasarkan dukungan oleh kurang dari 10% populasi. Jadi, dari segi definisi statistic, mereka merefleksikan cara berfikir yang nonkonvensional. Skor tinggi pada skala F biasanya disertai oleh skor-skor yang tinggi pada banyak skala klinis. Skor tinggi sering dapat digunakan sebagai indicator umum patologi. Seseorang yang mempunyai skor tinggi mungkin juga “faking bad”, yang bisa menginvilidasi protokolnya.
4. Skala K
Skala ini dorancang untuk medeteksi klient-klient yang terlalu positif dalam mendeskripsikan dirinya. Jadi, skala ini mempunyai kesamaan dengan skala L. akan tetapi, skala K, lebih subtil dan efektif. Bila hanya individu-individu yang naïf, moralistic dan tidak rumit saja yang akan mendapatkan skor tinggi pada skala L, orang yang lebih cerdas dan pintar secara psikologis mungkin mempunyai skor K yang mungkin sedikit lebih tinggi meskipun mungkin tidak menunjukan elevasi pada skala L.
MMPI adalah sebuah kuesioner terstandar untuk mendapatkan deskripsi diri yang kemudian di skor untuk memberikan pengukuran kuantitatif dari tingkat penyesuaian emosional seseorang dan test taking attitude (sikap terhadap pengerjaan tes). Oleh karena perkembangan awalnya oleh Hathway dan McKinley pada 1940, MMPI telah menjadi inventory kepribadian klinis yang paling banyak digunakan, dengan lebih dari 10.000 referensi penelitian (Archer et al., 2006; Boccaccini & Brodsky, 1999; Camara et al., 2000; C. Piotrowski, 1999). Jadi, selain kegunaan klinisnya, MMPI telah menstimulasi begitu banyak literatur. Format tes MMPI tahun 1943 terdiri atas pernyataan afirmatif yang dapat di jawab dengan “Benar” atau “Salah”. Jumlah item-nya kemudian di tambah menjadi 566 dengan dimasukannya beberapa item ulangan dan skala 5 (masculinity-femininity) dan 0 (social inventory).
MMPI adalah salah satu tes pertama yang mengembangkan skala-skala untuk mendeteksi apakah responden menjawab dengan cara yang akan membuat hasil-hasilnya secara keseluruhan tidak valid.
1. Skala “?” atau Cannot Say (SC)
Skala ? (disingkat ? atau CS) bukan benar-benar sebuah skala formal tetapi sekedar merepresentasikan jumlah item yang dibiarkan tidak terjawab pada lembar profil. Kegunaan mencatat jumlah pertanyaan yang tidak terjawab adalah memberikan salah satu dari beberapa indeks validitas sebuah protocol. Jika 30 item atau lebih dibiarkan tidak terjawab, protocol itu kemungkinan besar tidak valid dan tidak ada interpretasi lebih jauh yang perlu diupayakan. Hal ini semata-mata karena jumlah item yang telah direspon tidak cukup, yang berarti informasi yang tersedia untuk menskor skala kurang. Jadi, hasil-hasilnya kurang dapat dipercaya. Untuk meminimalkan jumlah respon cannot say, klient seharusnya di dorong untuk menjawab seluruh pertanyaan.
2. Skala L
Skala L atau lie (kebohongan) terdiri atas 15 item yang mengindikasikan sejauh mana seorang klien berusaha mendeskripsikan dirinya dengan cara positif yang tidak realistis. Jadi, mereka yang mendapat skor tinggi mendeskripsikan dirinya secara terlalu perfeksionis dan idealis.
3. Skala F
Skala ini mengukur sejauh mana seseorang menjawab dengan cara yang atipikal dan menyimpang. Item-item dengan skala F MMPI dan MMPI-2 diseleksi berdasarkan dukungan oleh kurang dari 10% populasi. Jadi, dari segi definisi statistic, mereka merefleksikan cara berfikir yang nonkonvensional. Skor tinggi pada skala F biasanya disertai oleh skor-skor yang tinggi pada banyak skala klinis. Skor tinggi sering dapat digunakan sebagai indicator umum patologi. Seseorang yang mempunyai skor tinggi mungkin juga “faking bad”, yang bisa menginvilidasi protokolnya.
4. Skala K
Skala ini dorancang untuk medeteksi klient-klient yang terlalu positif dalam mendeskripsikan dirinya. Jadi, skala ini mempunyai kesamaan dengan skala L. akan tetapi, skala K, lebih subtil dan efektif. Bila hanya individu-individu yang naïf, moralistic dan tidak rumit saja yang akan mendapatkan skor tinggi pada skala L, orang yang lebih cerdas dan pintar secara psikologis mungkin mempunyai skor K yang mungkin sedikit lebih tinggi meskipun mungkin tidak menunjukan elevasi pada skala L.
Sumber :
Sommerville, I.(2003). Software engineering (rekayasa perangkat lunak). Jakarta : Penerbit Erlangga
https://id.wikipedia.org/wiki/Antarmuka
http://www.orangbejo.com/2016/01/flowchart-pengertian-flowchart-simbol.html
0 komentar:
Posting Komentar