KEKUASAAN
I.
PENDAHULUAN
Kekuasaan dan taktik mempengaruhi orang
lain, adalah dua hal yang sangat penting untuk diketahui oleh pemimpin atau
manajer yang ingin berhasil, karena disadari atau tidak disadari olehnya, ia
selalu berhubungan dengan berbagai kekuasaan serta kekuatan yang ada di dalam
organisasinya, yang dapat mempengaruhi keberhasilannya dalam memimpin
organisasi tersebut mencapai tujuan. Adanya kekuasaan di dalam organisasi, bisa
merupakan suatu kekuatan/kelebihan namun
dapat pula merupakan suatu ancaman bagi organisasi. Dengan mengetahui
sumber-sumber kekuasaan, cara-cara untuk meningkatkan atau mengurangi
kekuasaan, dan taktik-taktik untuk mendapatkan kekuasaan, seorang pemimpin
dapat mengendalikan kekuasaan yang ada di dalam organisasinya, sehingga dapat
lebih efektif mengendalikan organisasi yang dipimpinnya.
II.
TEORI
A. Definisi Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang
didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut
sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan
melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari
pelaku (MiriamBudiardjo,2002)
Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi
pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang
mempengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
”Kekuasaan adalah kapasitas atau
kemampuan untuk menghasilkan dampak atau akibat pada orang lain” (House, 1984).
”Kekuasaan
adalah potensi untuk mempengaruhi orang lain” (Bass, 1990) ”Kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, dan kemampuan untuk mengatasi
(bertahan dari) pengaruh orang lain yang tidak diinginkan” (Wagner dan
Hollenbeck, 2005).
”Kekuasaan adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi perilaku oranglain, sehingga orang lain tersebut akan
berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh orang yang memiliki kekuasaan”
(Robbins dan Judge, 2007).
Dalam beberapa kasus seseorang yang
memiliki kekuasaan adalah orang berkuasa. Kekuasaan sebagai suatu kemungkinan
yang membuat seorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu
jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan
halangan. Adapun Cavanaugh (dalam Tyson and Jackson,2000) mengemukakan bahwa
kekuasaan adalah sebuah konsep yang multisegi yang telah dianalisis dari
berbagai perspektif,sebagai karakteristik individual,sebagai pengaruh
interpersonal,sebagai komoditas yang diperdagangkan,sebagai tipe penyebab,dan
sebagai topik dalam mempelajari nilai dan etika.
. Sosiolog terkenal, Max Webber (dalam
Luthans: 1989:429), mendefinisikan kekuasaan “The probability that one actor
within a social relationship will be in a position to carry out his own will
despite resistance.” Adapun Hoy dan Miskel mengemukakan bahwa kekuasaan
merupakan sebuah konsep yang multisegi yang telah dianalisis dari berbagai
perspektif: sebagai karakteristik individual, sebagai pengaruh interpersonal,
sebagai komoditas yang diperdagangkan, sebagai tipe penyebab dan sebagai topic
dalam mempelajari nilai dan etika.
B.
Sumber-sumber Kekuasaan Meenurut French & Raven
Adapun
sumber kekuasaan menurut Fench & Raven ada 5 kategori, yaitu:
1.
Coercive
Power (Kekuasaan Paksaan)
Kekuasaan
imbalan seringkali dilawankan dengan kekuasaan paksaan, yaitu kekuasaan untuk
menghukum. Hukuman adalah segala konsekuensi tindakan yang dirasakan tidak
menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian hukuman kepada seseorang dimaksudkan
juga untuk memodifikasi perilaku, menghukum perilaku yang tidak baik atau merugikan
organisasi dengan maksud agar berubah menjadi perilaku yang bermanfaat. Para
manajer menggunakan kekuasaan jenis ini agar para pengikutnya patuh pada
perintah karena takut pada konsekuensi tidak menyenangkan yang mungkin akan
diterimanya. Jenis hukuman dapat berupa pembatalan pemberikan konsekwensi
tindakan yang menyenangkan; misalnya pembatalan promosi, pembatalan bonus;
maupun pelaksanaan hukuman seperti skors, PHK, potong gaji, teguran di muka
umum, dan sebagainya. Meskipun hukuman mungkin mengakibatkan dampak sampingan
yang tidak diharapkan, misalnya perasaan dendam, tetapi hukuman adalah bentuk
kekuasaan paksaan yang masih digunakan untuk memperoleh kepatuhan atau
memperbaiki prestasi yang tidak produktif dalam organisasi.
2.
Reward
Power (Kekuasaan Imbalan)
Kemampuan
seseorang untuk memberikan imbalan kepada orang lain (pengikutnya) karena
kepatuhan mereka. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung kekuasaan
legitimasi. Jika seseorang memandang bahwa imbalan, baik imbalan ekstrinsik
maupun imbalan intrinsik, yang ditawarkan seseorang atau organisasi yang
mungkin sekali akan diterimanya, mereka akan tanggap terhadap perintah.
Penggunaan kekuasaan imbalan ini amat erat sekali kaitannya dengan teknik
memodifikasi perilaku dengan menggunakan imbalan sebagai faktor pengaruh.
3.
Legitimate
Power (Kekuasaan Sah)
Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain karena posisinya. Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki
kekuasaan atas pihak yang berkedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yang
mempunyai kedudukan sederajat dalam organisasi, misalnya sesama manajer,
mempunyai kekuasaan legitimasi yang sederajat pula. Kesuksesan penggunaan
kekuasaan legitimasi ini sangat dipengaruhi oleh bakat seseorang mengembangkan
seni aplikasi kekuasaan tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat serupa dengan
wewenang. Selain seni pemegang kekuasaan, para bawahan memainkan peranan
penting dalam pelaksanaan penggunaan legitimasi. Jika bawahan memandang
penggunaan kekuasaan tersebut sah, artinya sesuai dengan hak-hak yang melekat,
mereka akan patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasaan tersebut tldak
sah, mereka mungkin sekali akan membangkang. Batas-batas kekuasaan ini akan
sangat tergantung pada budaya, kebiasaan dan sistem nilai yang berlaku dalam
organisasi yang bersangkutan.
4.
Expert
Power (Kekuasaan Ahli)
Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika
ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. Seseorang yang memiliki
keahlian teknis, administratif, atau keahlian yang lain dinilai mempunyai kekuasaan,
walaupun kedudukan mereka rendah, semakin sulit mencari pengganti orang yang
bersangkutan, semakin besar kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan ini adalah suatu
karakteristik pribadi, sedangkan kekuasaan legitimasi, imbalan, dan paksaan
sebagian besar ditentukan oleh organisasi, karena posisiyang didudukinya.
Contohnya: Pasien-pasien dirumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin atau
panutan karena dokterlah uang dianggap paling ahli untuk menyebuhkan
penyakitnya.
5.
Referent
Power (Kekuasaan Rujukan)
Banyak
individu yang menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena
gaya kepribadian atau perilaku orang yang bersangkutan. Karisma orang yang
bersangkutan adalah basis kekuasaan panutan. Seseorang yang berkarisma ;
misalnya seorang manajer ahli, penyanyi, politikus, olahragawan; dikagumi
karena karakteristiknya. Pemimpin karismatik bukan hanya percaya pada
keyakinan-keyakinannya sendiri (factor atribusi), melainkan juga merasa bahwa
ia mempunyai tujuan-tujuan luhur abadi yang supernatural (lebih jauh dari alam
nyata). Para pengikutnya, di sisi lain, tidak hanya percaya dan menghargai sang
pemimpin, tetapi juga mengidolakan dan memujanya sebagai manusia atau pahlawan
yang berkekuatan gaib atau tokoh spiritual (factor konsekuensi). Jadi, pemimpin
kharismatik berfungsi sebagai katalisator dari psikodinamika yang terjadi dalam
diri para pengikutnya seperti dalam proses proyeksi, represi, dan regresi yang
pada gilirannya semakin dikuatkan dalam proses kebersamaan dalam kelompok.
Dalam masa puncaknya, Bung Karno misalnya; diberi gelar paduka yang mulia,
Panglima Besar ABRI, Presiden seumur hidup, petani agung, pramuka agung, dan
berbagai gelar yang lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Marianti,
Maria Merry ( Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Katolik Parahyangan) Jurnal Administrasi Bisnis
Vol 7, No 1 (2011) page. 45 -- 58
Publisher: Jurnal Administrasi Bisnis
Edduar
Hendri (Peranan Kekuasaan dan Politik
Dalam Praktik Pengembangan Organisasi) Jurnal
Media Wahana Ekonomika, Vol. 7 No. 4, Januari 2011
0 komentar:
Posting Komentar